Puasa Ramadhan adalah ibadah tahunan. Setiap muslim, baik muda maupun tua, menyambutnya penuh dengan suka cita dan antusias. Di bulan Ramadhan setiap muslim dianjurkan beramal sebanyak-banyaknya dengan berbagai jenis amal kebaikan, seperti tadarrus, memperbanyak shalat sunat, shadaqah, dan lain sebagainya.
Puasa berfungsi sebagai benteng dan perisai dari perkataan dusta serta perilaku dosa dan maksiat kepada Allah. Tidak sedikit juga orang yang berpuasa namun tetap bermaksiat kepada Allah SWT. Mereka berpuasa, namun hanya mendapatkan haus dan lapar saja. Sebagaimana yang dikatakan ulama salaf:
“Puasa yang jelek adalah jika saat puasa hanya meninggalkan minum dan makan saja.”
(Lathoiful Ma’arif, hal. 277)
Ada tiga kesalahan yang sering dilakukan oleh orang yang berpuasa, yaitu:
1. Berpuasa tapi Tidak Shalat
Shalat dan puasa adalah kewajiban setiap orang muslim. Keduanya tidak bisa dipisahkan dan saling bergantung satu sama lain. Masih banyak orang yang berpuasa namun tetap tidak shalat. Mereka lebih malu tidak berpuasa daripada tidak shalat.
Walaupun shalat dan puasa sama-sama ibadah wajib, namun kedudukan shalat lebih utama dibandingkan puasa. Orang yang tidak sanggup berpuasa karena sakit, perjalanan atau udzur lainnya masih dapat mengganti puasanya pada hari lain di luar bulan Ramadhan atau dengan cara membayar fidyah.
Berbeda halnya dengan shalat, pada kondisi apa pun ia wajib tetap dilaksanakan. Selain sebagai kewajiban utama, shalat juga berfungsi sebagai tiang agama dan amalan penentu bagi amalan lain.
2. Berpuasa tapi Tidak Menutup Aurat
Menutup aurat adalah kewajiban bagi setiap muslim. Batas aurat laki-laki adalah dari pusar hingga ke lutut, sementara aurat perempuan seluruh anggota badan kecuali telapak tangan dan wajah.
Orang yang berpuasa tapi tetap membuka aurat merupakan dosa besar. Orang yang mempertontonkan aurat di bulan Ramadhan sesungguhnya sudah melakukan dua kesalahan. Pertama, melanggar larangan Allah. Kedua, menodai kehormatan Ramadhan dengan maksiat yang dia kerjakan.
Ketika wanita memamerkan auratnya, yang terjadi adalah dia sedang menjadi sumber dosa. Dosa bagi setiap lelaki yang melihat dirinya. Karena itu, cara memahaminya bukan sekali memamerkan aurat berarti sekali berbuat dosa, bukan demikian. Tapi juga perlu diperhatikan berapa jumlah lelaki yang terkena dampak dari dosa yang dia lakukan.
3. Berpuasa tapi Tidak Menahan Nafsu
Tujuan utama dari berpuasa adalah mengendalikan diri dari hawa nafsu yang tercela. Mengendalikan diri, pikiran, perasaan, dan perilaku dari hal tercela dan sia-sia, sehingga semua tindakannya selalu dituntun oleh akal yang jernih.
Saat berpuasa kita melatih diri mengendalikan pikiran dari prasangka, pikiran buruk dan tercela, perasaan dendam, sombong, dan dari perkataan yang tercela dan sia-sia.
Masih banyak orang berpuasa namun belum sepenuhnya mengendalikan hawa nafsu dengan baik. Hal yang sering terjadi, seseorang berbuka puasa harus dengan makanan tertentu yang disiapkan secara khusus. Ia belum merasa puas hingga mendapatkan makanan yang diinginkan, bahkan terkadang jenis makanan tersebut tidak pernah disediakan pada bulan lain. Ini adalah salah satu contoh belum suksesnya seseorang dalam mengendalikan nafsu selama berpuasa.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata:
“Puasa yang telah Allah syari’atkan adalah jalan yang Dia jadikan untuk kita belajar menjaga anggota badan dari perkara-perkara yang Dia haramkan, dan hendaklah anggota tubuh ini digunakan hanya pada jalan ketaatan.”
Demikianlah tiga kesalahan yang biasa terjadi pada orang berpuasa. Semoga Allah memberikan kekuatan dan pemahaman yang baik kepada kita agar dapat maksimal dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun ini. Aamiin.