Tiga Karakter Pemenang Ramadhan

By |2022-05-04T15:27:47+07:00May 4th, 2022|Artikel Islam|0 Comments

Tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan bagi seorang muslim melainkan perpisahan dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan dan jaminan terbebasnya seorang hamba dari siksa api neraka. Setiap muslim muda maupun tua, yang taat maupun bermaksiat selalu menantikan kehadiran bulan Ramadhan.

Tahun ini kita melaksanakan shalat iedul fitri secara bersama sama, baik yang menggunakan metode wujudul hilal maupun Imkanur-Rukyah. Mulai maghrib pada hari ahad seluruh penjuru negeri mengumandangkan takbir, tahlil, tahmid dan tasbih yang menusuk kedalam sanubari mengagungkan asma-Nya dengan penuh kepasrahan dan kekhusu’an.

Pada tanggal 1 syawal seluruh muslim yang berpuasa melaksanakan berbuka puasa. Setelah satu bulan kita berpuasa melawan hawa nafsu. Pada 1 syawal kita semua Ifthar  (berbuka puasa). Kita sudah diperbolehkan kembali melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang, seperti makan, minum dan melakukan hubungan biologis suami-istri. Kenikmatan ifthar Idul Fitri  tentu bukan sekedar kenikmatan lahiriah semata, tapi juga kenikmatan bathiniyah yang paling utama  yaitu kebahagiaan karena akan ”bertemu” (memperoleh karunia) Tuhan sebagai pahala istimewa dari puasanya.

“ada dua kenikmatan orang Yang berbuka puasa, Yaitu ketika ia berbuka puasa dan ketika berjumpa dengan TuhanNya” Al-Hadits

Ciri-ciri orang yang puasanya sukses

Setiap ibadah yang seorang hamba lakukan selalu terefleksi dari perilaku-perilaku yang ditampilkan dilingkungan masyarakat. Begitu juga dengan ibadah Ramadhan, tentu seorang yang berhasil melawatinya dengan penuh ketaatan tercermin dari perilaku dan perangai yang semakin beradab dan berkualitas. Apakah ciri-ciri suksesnya ibadah puasa seorang hamba??

1. Terbentuknya sifat Taqwa

Kita segenap kaum muslim baru saja mengakhiri puasa Ramadhan dengan segala rangkaian ibadah lainnya untuk membentuk diri menjadi insan bertaqwa. Puasa Ramadhan merupakan gemblengan ruhani yang paling revolusioner, yakni melatih diri menahan nafsu duniawi. Hasilnya ialah kualitas diri sebagai insan muttaqin, yakni orang-orang yang bertaqwa yang menebarkan kebaikan kepada seluruh makhluk dibumi. Sebagaimana firman Allah “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa” (Q.S. Al-Baqarah: 183).

Taqwa yaitu menjalankan segala perintah Allah, menjauhi segala larangan-Nya, dan (hasilnya) dijauhkan dari siksa neraka. Seluruh sifat dan hal yang baik mesti dimiliki dan dilakukan oleh mereka yang taqwa sebagai buah berpuasa seperti jujur, amanah, adil, baik dengan tetangga, serta segala kebaikan yang membawa kemaslahatan hidup. Taqwa adalah derajat tertinggi dari seorang muslim. Allah sungguh memberikan penghormatan tinggi kepada orang bertaqwa.

“orang yang paling mulia di sisi Allah ialah yang bertaqwa di antara kamu” (QS. Al-Hujarat: 13)

Dan yang paling terpenting dari perilaku taqwa ini yaitu konsistensi seorang hamba dalam mempertahankan kesalahen dan amal kebaikan dibulan ramadhan untuk tetap dilakukan pada bulan diluar ramadhan. Tilawah, shalat malam, shalat berjamaah, shadaqah yang dilakukan sebelumnya pada bulan ramadhan agar tetap dilakukan diluar bulan ramadhan tanpa ketinggalan sedikitpun.

2. Terbentuknya Excellent Habits

Bulan Ramadhan yang barusaja kita lewati adalah masa kontemplasi membentuk peribadi yang berkarakter dan berkualitas. Selama satu bulan penuh ramadhan melatih kita untuk menghindari perberbuatan sia-sia apalagi bermaksiat, dari yang membatalkan puasa sampai membatalkan pahala puasa, seperti berdusta, berkhianat, melihat aurat lawan jenis dengan sengaja serta berbagai perbuatan maksiat lainnya.

Dalam Ilmu psikologi disebutkan bila seseorang ingin memulai kebiasaan baru dan menjadikannya sebagai habits (Kebiasaan) hendaklah melakukan kebiasaan tersebut secara rutin selama minimal dua minggu. Apabila seseorang ingin terbiasa tanpa beban terbangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat tahajjud maka ia harus membiasakan shalat tahajjud minimal dua minggu. Begitu juga dengan kebiasan-kebiasaan baik lainnya yang mau kita rutinkan.

Sebulan penuh Ramadhan membimbing dan melatih kita berperilaku baik sejatinya dapat merubah karakter kita menjadi peribadi dan komunitas muslim yang lebih baik. Kebajikan utama hasil puasa dimulai dari kemampuan diri mengendalikan hawa nafsu secara konsisten. Sebagaimana dalam sebuah hadist Nabi bersabda, yang artinya “Puasa itu perisai dari perbuatan buruk dan bodoh. Manakala ada orang yang mengajak bertengkar atau berseteru, katakanlah inni shaaimun, aku sedang berpuasa”. Maksudnya ketika orang lain berbuat buruk kepada diri kita, jangan diladeni, sebaliknya sikapi dengan sikap baik.

Karenanya sebagai wujud aktualisasi “Habits puasa”, maka umat Islam pasca Ramadhan ini penting untuk memelopori gerakan keadaban ihsan secara pribadi maupun di ruang publik. Tunjukkan perilaku ihsan dalam seluruh interaksi sosial kita, termasuk dalam menggunakan media sosial, sebagai bukti suksesnya kita membentuk excellent habits pasca Ramadhan.

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah (Ali-Imran: 110)

3. Teraktifasinya sensor Furqon/ kebaikan

Selama bulan ramadhan, umat islam berlomba-lomba menjalankan ibadah puasa dengan penuh ketaatan sambil mengharap akan memperoleh derajat Taqwa yang Allah telah janjikan. Salah satu keuntungan dari taqwa ini adalah Allah akan berikan sifat furqan. Firman Allah

“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Qs. Al-Anfal:29) 

Furqan adalah sebagai sensor dalam diri kita yang dengannya kita mampu membedakan antara hidayah dengan kesesatan, haq dengan batil, halal dengan haram, serta antara orang bahagia dengan yang sengsara.

Hamba yang Allah berikan nur dan aktifkan sifat furqon dalam dirinya akan membimbingnya untuk menjalani kehidupan dengan benar, baik, dan patut sesuai tuntunan ajaran Islam. Karakter baiknya natural bukan terpaksa dan rekayasa.

Ketaqwaan akan mengaktifkan sifat furqon yang selanjutnya akan membuahkan ihsan. Pesan berbuat ihsan harus hadir dalam kehidupan setiap insan beriman pasca puasa dan Idul Fitri  di negeri ini. Kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan saat ini selain memerlukan nilai mulia ihsan. Perbedaan agama, suku, ras, golongan, serta kepentingan politik tidak boleh menghilangkan nilai dan sikap kasih sayang, toleransi, kebaikan, serta perbuatan adil dan ihsan dari kaum muslimin terhadap siapapun.

Pasca Ramadhan dan Idul Fitri marilah kita berlomba-lomba dalam beramal kebajikan sepanjang hayat sebagai wujud bertaqwa buah puasa ramadhan yang telah kita lakukan. Marilah kita terus menanam benih-benih serba kebaikan dalam hidup yang tidak terlalu lama ini, sehingga ketika menghadap keharibaan Allah sudah berbekal amal shaleh dan menutup lembaran hidup ini dengan husnul khatimah. Aamiin

About the Author:

Leave A Comment