Ramadhan adalah bulan yang memiliki banyak ke-istimewaan dibandingkan dengan bulan lainnya. Banyak yang Allah janjikan pada bulan ramadhan ini, seperti bulan penuh rahmat, pahala yang berlipat ganda, ampunan Allah dan dijauhkan dari siksa api neraka.
Salah satu tujuan yang paling utama dari ibadah bulan ramadhan adalah derajat taqwa. Sebagaimana firman Allah “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Al-baqarah 183.
Banyak defisini taqwa yang dikemukakan oleh para ulama. Meskipun beragam namun tidak bertentangan satu sama lain, tetap memiliki substansi dan hakikat yang sama. Menurut Talq bin habib makna dan hakikat taqwa adalah mentaati perintah Allah dan meninggalkan laranganNya berdasarkan cahaya (petunjuk) Allah dan dimotivasi oleh apa yang dijanjikan oleh Allah berupa pahala dan siksa. Dengan kata lain, dalam melakukan ketaatan dan meninggalkan maksiat harus didorong oleh semangat meraih pahala dan menghindari adzabNya yang berdasarkan ilmu.
Ramadhan dan Sensor Kebaikan
Umat islam berlomba-lomba menjalankan ibadah puasa dengan penuh ketaatan sambil mengharap akan memperolah derajat Taqwa yang Allah telah janjikan. Salah satu keuntungan dari taqwa ini adalah Allah akan berikan sifat furqon. Firman Allah
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Qs. Al-Anfal:29)
Ada banyak definisi Furqan, diantaranya (1) Makhraj (jalan keluar). Menurut Imam Mujahid maksudnya jalan keluar di dunia dan akhirat. Sedangkan menurut Asy Syaukani jalan keluar dari fitnah syubhat. (2) Najah (Keselamatan), menurut Asy Syaukani selanat dari yang ditakuti. (3) Nashr (pertolongan), (4) Fashl bainal haqq wal batil (Pemilah antara Haq dan batil), (5) Cahaya, (6) Ilmu nafi’, (7) Tsabatul Qulub (keteguhan hati) (8) Quwatul bashirah (Kekuatan mata hati), (9) Hidayah (petunjuk), dan (10) Bayan[an] (penjelasan
Beberapa definisi furqan diatas pada dasarnya memiliki maksud dan tujuan yang sama, yaitu Furqan adalah sebagai sensor dalam diri kita yang dengannya kita mampu membedakan antara hidayah dengan kesesatan, haq dengan batil, halal dengan haram, serta antara orang bahagia dengan yang sengsara.
“Sebab itu al Furqan adalah buah dari takwa, dan takwa dalah akibat dari iman”, jelasnya. “Bertambah iman, bertambahlah tinggi takwa, maka bertambah halus pulalah kekuatan Al Furqan dalam jiwa kita.
Kesuksesan beramal seorang hamba dapat dilihat otput ibadah yang ia telah lakukan. Seorang dikatakan shalatnya telah sukses apabila dia mampu mengaplikasi ketaatan dalam shalat diluar shalat, seorang dikatakan sukses melaksanakan Haji apabila setelah menunaikan ibadah haji ia lebih taat kepada Allah dari sebelum ia berangkat haji. Begitu jugalah dengan berpuasa Ramadhan, kita dikatakan sukses menjalankan ibadah puasa apabila kita semakin taat (taqwa) kepada allah dan teraktivasinya sesnsor furqan (kebaikan) yang selalu dalam bimbingan dan petunjuk Allah SWT.