HIV/ AIDS ANCAMAN BAGI GENERASI MILENIAL

By |2019-12-01T22:00:42+07:00December 1st, 2019|Artikel Kedokteran|0 Comments

HIV/AIDS adalah permasalahan serius yang harus diselesaikan akar masalahnya. Penyakit ini bisa menginfeksi semua kalangan terutama kaum milenial. Kaum milenial yang berusia 15-24 tahun merupakan kelompok yang rentan terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Oleh sebab itu, milenial sebagai generasi muda harus mendapat perhatian dan pendampingan yang serius, Mereka akan menjadi agen perubahan negeri sekaligus  untuk memberantas HIV/AIDS di Indoensia

HIV dan AIDS adalah dua terminologi yang berbeda yang sering dianggap sama oleh masyarakat. HIV (Human Immonodeficiency Virus) adalah suatu jenis virus yang menginfeksi dan merusak sel-sel dari sitem kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh menjadi lemah dan rentan terkena penyakit. Seorang yang telah terkena virus HIV belum tentu terlihat sakit. Sementara AIDS (Acquired Immonodefiency Syndromes) adalah kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat terkena HIV yang bila tidak mendapatkan terapi akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 Tahun.

Jumlah Kasus HIV/AIDS di Indonesia

Saat ini  HIV/AIDS adalah permasalahan serius yang harus dituntaskan oleh bangsa Indonesia. Kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya. Di Indonesia seperti dilaporkan oleh Ditjen P2P, Kemenkes RI, tanggal 27 Agustus 2019, menunjukkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang mendekati angka setengah juta atau 500.000 yaitu 466.859 yang terdiri atas 349.882 HIV dan 116.977 AIDS. Persebaran kasus AIDS di Indonesia tertinggi ada pada kelompok umur 20-29 tahun (32,1%), diikuti kelompok umur 30-39 tahun (31%).  Berdasarkan jenis kelamin, persentase AIDS pada laki-laki sebanyak 58% dan perempuan 33%. Sementara itu 9% tidak melaporkan jenis kelamin

Sementara di Provinsi Aceh, Dinas kesehatan provinsi Aceh menemukan 840 orang yang mengidap penyakit HIV /AIDS yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Kasus HIV/AIDS di Aceh diprediksi berjumlah lebih besar lagi, sebagian besar kasus ditemukan ketika sudah mengalami komplikasi serius. Faktor risiko tertinggi HIV/AIDS di Aceh diduga disebabkan praktik hubungan seks bebas

Persoalan besar dalam pemberantasan HIV/AIDS adalah penemuan kasus yang baru mencampai 60-70 persen dari estimasi kasus HIV/AIDS. Ini menjadi persoalan serius karena banyak pengidap HIV/AIDS tapi tidak terdeteksi sehingga menjadi mata rantai penyebaran di masyarakat.

Faktor risiko  HIV/AIDS

            Mengingat kasus AIDS banyak terjadi pada usia 20-29 tahun, dan karena masa inkubasi virus ini 8-10 tahun. Maka dipastikan bahwa penderita sudah mulai terinfeksi pada usia remaja. Alasan  Penularan tertinggi pada HIV karena prilaku seks yang berisiko. Sementara penularan melalui jarum suntik sudah mulai menurun.

Orang yang paling berisiko terkena penyakit HIV/AIDS adalah kaum homoseksual, LSL (Lelaki seks dengan lelaki) mencapai 28% dibandingkan dengan heteroseksual 24%. Pada tahun 2020 diperkirakan ada sekitar 50% kasus HIV disebabkan oleh perilaku homoseksualitas, terutama LSL/ gay.

            Penyebab peningkatan HIV/AIDS pada secara garis besar diakibatkan oleh dua faktor, yaitu berhubungan seksual yang abnormal (menyimpang) dan berganti-ganti pasangan. Hubungan seksual abnormal yang berisiko  tertular HIV seperti kelamin-anus (dubur), kelamin-oral  (mulut), kelamin-alat, dan kelamin-tangan. Hubungan  seksual melalui anus (dubur) adalah yang paling berisiko  terkena HIV/AIDS. Hubungan seksual  menggunakan dubur 16-21 kali berisiko terkena HIV  dibandingkan dengan hubungan seksual normal. Seks dubur mudah menimbulkan luka atau lecet pada struktur anus karena strukturnya lebih ketat dan tanpa lubrikasi  sehingga mempermudah masuknya virus HIV kedalam tubuh.

Selain itu faktor berganti-ganti pasangan juga sangat  beriko terinfeksi HIV karena akan mempermudah  terjadinya perpindahan virus HIV dari satu tubuh ke  tubuh lainnya.

Penyebab Tingginya HIV/AIDS pada Generasi Milenial

Tingginya angka HIV/AIDS pada milenial disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pendampingan dikalangan para remaja. Mereka kurang paham terkait pentingnya menjaga kesehatan repreduksi. Kurangnya pendidikan dan pendampingan agama Islam juga menjadi faktor penting untuk mencegah penularan HIV/AIDS.

Selain itu praktek pergaulan bebas juga sedang marak dikalangan para remaja. Pergaulan yang bebas, terutama praktek pacaran yang sudah menjadi tren dikalangan remaja. Pada saat remaja, sudah masuk masa pubertas akan muncul ketertarikan terhadap lawan jenis. Remaja merasakan jatuh cinta, berpacaran dan menumbuhkan gairah seksual. Ketika remaja belum matang secara emosional, spiritual dan tanpa pengetahuan dan pendampingan yang benar, remaja rentan melakukan perilaku seks berisiko dan tertular HIV.

Solusi dan Saran

Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan HIV/AIDS, terutama rentan terjadi pada generasi milenial, maka perlu diberikan edukasi dan pendidikan secara dini tentang kesehatan reproduksi dan bahaya yang ditimbulkan dari infeksi HIV/AIDS. Pendidikan dan pengamalan Islam dalam pencegahan HIV sangatlah efektif dan penting serta menjadi perioritas. Adanya upaya untuk melakukan tes HIV untuk kelompok berisiko untuk memutuskan mata rantai penularan HIV di masyarakat. Terbuatnya undang-undang anti-LGBT untuk menghindari penyimpangan seksual yang berpotensi menyebarkan infeksi HIV serta menjadikan pemberantasan HIV/AIDS sebagai program prioritas setiap pemangku jabatan yang diharapkan dapat menekan angka kejadian HIV/AIDS di Indoensia.

                                                                                                       dr. Al-Bukhari

(Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Subulussalam, Dokter di RSUD Kota Subulussalam)

About the Author:

Leave A Comment